Asal usul kata “Cinta”
Pustaka.com,Cinta adalah
kata yang memiliki banyak sekali kemungkinan pemaknaan. Ia sangat reflektif.
Setiap orang akan memaknainya secara berbeda, sesuai dengan pengalamannya akan
cinta itu sendiri.Cinta kemudian menjadi kata dengan arti yang sangat
banyak. Menjadi tidak mengherankan bila cinta menjadi salah satu tema cerita
yang paling laris manis digarap dalam pembuatan novel, puisi, drama, lirik
lagu, ataupun film karena setiap orang bisa membuat karya dengan pemaknaannya
sendiri tentang cinta, tanpa harus terikat pada satu patokan tertentu.
Nah, teman-teman pembaca
tentunya sudah pernah menggunakan kata cinta, bukan? Entah itu saat
mengirim pesan singkat pada kekasih, menulis status di Facebook, atau hanya sekedar
menyanyikannya saat mandi. Kata cinta telah menjadi begitu akrab di
telinga. Tapi, pernahkah teman-teman bertanya, dari mana
kata cinta itu berasal? Apakah arti etimologis dari
kata cinta itu sebenarnya?
Dalam kitab Loan Words
in Indonesian and Malay kata cinta dicatat sebagai kata yang
berasal dari bahasa Sanskerta. cintā dalam bahasa Sanskerta adalah
kata benda yang diartikan sebagai sebuah ‘pikiran’,
‘kecemasan’, ‘kepedulian’,
‘pertimbangan’ akan sesuatu. Arti
yang serupa dapat kita jumpai di Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Di
sana kata cinta tercantum sebagai sebuah kata sifat dengan uraian
sebagai berikut:
a 1 suka sekali; sayang
benar: orang tuaku – kpd kami semua; – kpd sesama makhluk;
2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak
– kpd lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3
ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa –nya
akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi –nya
ditinggalkan ayahnya itu;
Yang aneh dari KBBI adalah,
kata cinta hanya dicantumkan sebagai kata sifat. Selain fakta bahwa
secara etimologis kata cinta itu sendiri sebetulnya berpangkat
nomina, dalam penggunaan dalam kehidupan sehari-hari kata cinta juga
sangat kerap digunakan sebagai kata benda. Contohnya bisa kita jumpai pada
kalimat “Kuberikan cintaku ini hanya kepadamu seorang.”
Di kalimat tersebut kata cintaberfungsi sebagai kata benda. Kasus semacam
ini membuat saya jadi berpikir: sepertinya KBBI tidak mendasarkan pendefinisian
lema cinta pada realitas yang terdapat di kalangan penutur.
Pertalian
ungkapan cinta yang dimiliki perbendaharaan kata bahasa Indonesia dan
bahasa Sanskerta juga dapat ditilik dari kemiripan frasa metaforis yang
diturunkan dari kata cinta di kedua bahasa itu. Jika bahasa Indonesia
punya ungkapan jatuh cinta, yang menandakan keadaan ‘mabuk-rasa-suka’
dan, sering juga, ‘tak-berdaya-karena-asmara’;
dalam bahasa Sanskerta ada ungkapan cintāpara, yang artinya ‘hanyut
dalam pikiran’.
Asal-usul alternatif untuk
kata cinta yang lain dihadirkan oleh Alif Danya Munsyi, alias Remy
Silado, dalam bukunya yang berjudul 9 Dari 10 Kata Bahasa Indonesia Adalah
Asing. Dalam artikel yang berjudul “Spanyol Meninggalkan
Tali Cinta”, Remy menuturkan perihal melintasnya bahasa Spanyol
dalam jagad perbahasaan Indonesia. Disebutkan bahwa sekolah modern pertama yang
menggunakan bahasa Melayu dan tulisan huruf Latin dimulai di Indonesia bagian
timur, yaitu di Ambon pada 1563 lalu mulai menyebar ke Manado. Kata cinta kemudian
muncul sebagai salah satu contoh kata serapan dari bahasa Spanyol yang telah
melalui proses akulturasi dengan kebudayaan setempat sehingga mengalami
pergeseran makna.
Dalam bahasa Spanyol
kata cinta berarti ‘pita’,
dimana pita itu sendiri berasal dari kata bahasa Portugis fita.
Cinta diartikan sama dengan kata love atau kasih karena
pengaruh kebiasaan di Indonesia timur yang meresmikan sebuah pertunangan dengan
mengikat ‘tali kasih’ yang terbuat dari ‘cinta’.
Yang dimaksud dengan ‘cinta’ di situ adalah pita
yang terbuat dari bahan kain berwarna merah yang merupakan perlambang dari
darah. Peresmian pertunangan ini disebut juga dengan ‘mengikat
tali cinta’, dan apabila pertunangan tersebut putus maka akan
disebut ‘putus tali cinta’. Dalam perkembangannya,
kedua ungkapan ini berubah menjadi lebih singkat: mengikat
cinta dan putus cinta. Jadi, sekarang kita telah paham bahwa
kata ikat dan putus dalam kedua ungkapan itu muncul bukan
tanpa alasan.
***
Etimologi adalah ilmu
terkaan, kata para ahli. Seorang pakar etimologi hanya mampu membuat klaim
bahwa dia telah menemukan sumber atau asal yang boleh-jadi, bukan yang pasti.
Begitupun, jelas-jelas etimologi bukanlah sebuah ilmu-asal-terka. Terkaan yang
diajukan mestilah punya dasar atau bukti yang kuat dan bisa diperiksa.
Dalam etimologi, kita
memperlakukan kata sebagai sebuah benda hidup, yang punya jalan hidup.
Penjabaran asal-usul kata cinta yang saya buat ini kemudian boleh
dianggap sebagai kisah, atau biografi, dari kata tersebut. Semoga, dengan
mengetahui jalan hidupnya, kita jadi mampu menggunakan
kata cinta dengan penuh cinta.
ReplyDeleteKunjungi Situs Kami
Untuk Permainan Casino Terbaaik Hanya Bersama Kami
Casino Online
Slot
bandar casino
rolet
Berikut game yang ada di dalam istanagoal:
1. Casino Live
2. Sportsbook (bola)
3. Card Games (poker)
4. Tangkas
5. KENO BALL
6. Berbagai Game slot machine
7. TOGEL
8. FOREX
Berikut bonus yang akan di berikan
- Bonus Deposit 10% Khusus New Member
- Bonus Harian Deposit 5 %
- Bonus Referral up to 3% ( togel )
- Bonus Rolinggan up to 0.8% ( Casino )
- Bonus CashBack up to 15% (Tangkas )
- Bonus Cashback up to 15% (Sportbook)
- Bonus Referal up to 2% (Sportbook)
Untuk info lebih lanjut bisa hubungi kami:
CONTACT INFO :
www.istanagoal.org
WHATSAPP : +85569843413
BBM : 55A0D4CD
FB : Istana Goal