KONDISI KEHIDUPAN TAREKAT
PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA INDONESIA
Sejak runtuhnya
kesultanan-kesultanan dan ditumpasnya perlawanan bangsa indonesia melawan
penjajah belanda pada akhir abad ke 19 dan awal abad awal ke 20 maka sebagai
akibatnya tampak sekali berbagai kemunduran dalam bidang kehidupan bangsa
indonesia, terutama dlm bidang keagamaan.Kelancaran syiar islam terhambat
karena sultan-sultan sebagai pelindung telah kehilangan kekuatan dan
kemampuannya dan karena kumpeni belanda melakukan pengawasan yang ketat
terhadap semua perilaku para ulama, terutama sekali ulama-ulama yang
mengajarkan dan mengamalkan Tarekat.
Strategi pemerintah penjajah
Belanda untuk mengikis habis para ulama Tarekat berhasil dilaksanakan dengan
cukup baik, selama hampir dua ratus lima puluh tahun.Pada saat itu terutama
pada pertengahan abad ke 19 hingga awal abad ke 20 ulama-ulama Tarekat
dinyatakan sebagai musuh nomor satu,karena kekuatan yg dimiliki para ulama
Tarekat itu dinilai sangat besar dan berbahaya bagi keamanan jalannya
pemerintahan dan perekonomian kolonial Belanda di Indonesia, karena mampu
mengobarkan pemberontakan dan perlawanan dalam waktu yang panjang.
Pengalaman pahit yang dialami
oleh kumpeni Belanda dalam perang dengan bangsa Indonesia, baik pada perang Aceh,
perang Padri di Sumatera Barat, Perang Banten, Perang di Sulawesi Selatan,
perang diPonegoro, Perang di Lombok dan perang di daerah-daerah lainnya di
indonesia, kumpeni Belanda menderita kerugian yang amat besar baik jumlah
tentaranya yang mati, bangunan dan peralatan yang rusak dan hilang dan biaya
perang yang amat besar harus dikeluarkan karena waktu peperangan yang cukup
lama dan sangat melelahkan serta merusak moral militer Belanda.
Dari catatan para perwira
militer Belanda dapat diketahui bahwa para ulama yang mengamalkan
Tarekat-tarekat memiliki peranan yang amat besar dan menentukan dalam setiap
perang yang dilakukan oleh sultan-sultan terhadap belanda demikian juga dalam
perlawan rakyat yang terjadi secara sporadis di berbagai daerah di Indonesia.Bukti
tentang keterlibatan berikut peranan para ulama Tarekat dalam perang melawan
Belanda oleh pemerintah Belanda ditunjukan dalam dokumen laporan panglima
Tentara Belanda kepada Raja atau Ratu dan Menteri Daerah jajahan di Negeri
Belanda dijelaskan sebagaimana terurai di bawah :
1. Dalam perang Banten
melawan kumpeni Belanda selama 24 tahun (1658 - 1682) di bawah sultan Ageng
Tirtayasa yang menjadi penasehat perangnya adalah Syekh Yusuf seorang guru
Tarekat dari Goa sulawesi Selatan. Syekh Yusuf tertangkap dan dibuang ke Afrika
Selatan. kemudian wafat disana dengan para pengikutnya tahun 1695.setelah Syekh
Yusuf tertawan perang Banten berakhir.
2. Pada perang padri
disumatera barat selama 17 tahun (1821 - 1838) pimpinan yang terkenal adalah
Tuanku Iman bonjol (muhamad syahab). Imam bonjol ini adalah seorang ulama
Tarekat selalu didampingi para penasehat dan dibantu oleh panglima-panglima
pasukan yang kebanyakan ulama yang mengamalkan Tarekat diantaranya Tarekat
Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah dan Samaniyah , sebagian dari mereka tertawan
Belanda dan sebagian gugur.
3. Pada perang Aceh tahun
1873 -1903 selama 30 tahun Tengku umar, panglima polim, tengku Cik di Tiro dan
Cut nyiak Dhin selalu didampingi oleh para ulama penasehatnya yang mengamalkan
Tarekat Naqsyabandiyyah, Samaniyya dan Qodiriyyah sebagian dari mereka tertawan
Belanda dan sebagian gugur dalam berbagai pertempuran.
4. Perang di ponegoro tahun
1825 - 1830 penasehat utama pangeran diponegoro adalah kiyai Mojo dan Sentot
Alibasyah. Kiyai Mojo ini pengamal suatu Tarekat wafat di Manado, keturunan
pengikutnya masih banyak. Dalam perang Diponegoro ini belanda menderita
kerugian yang amat besar.
5. Dalam pemberontakan
Cilegon - BaNTEN 1888 Selama satu tahun yang menjadi pimpinan pemberontakan
adalah kiyai Haji Marzuqi putera menantu Kiyai Haji Asnawi kholifah Tarekat
Qodiriyyah WaNaqsyabandiyyah, pengganti syekh abul Karim kholifah TQN pertama
di Banten. Kerugian Belanda amat besar. KH.Asnawi di tangkap Belanda. Atas
bukti-bukti tersebut diatas, maka pemerintah penjajah Belanda memandang Tarekat
sebagai musuh besar yang sangat ditakuti dan harus dikikis habis.
bandar slot online
ReplyDeletejudi slot online terbaik
slot online gacor
situs slot online
slot terpercaya